1. Pengertian GSM
Global System for Mobile Communication (GSM mulanya
singkatan dari Groupe Spécial Mobile) adalah sebuah teknologi komunikasi
selular yang bersifat digital. Teknologi GSM banyak diterapkan pada komunikasi
bergerak, khususnya telepon genggam. Teknologi ini memanfaatkan gelombang mikro
dan pengiriman sinyal yang dibagi berdasarkan waktu, sehingga sinyal informasi
yang dikirim akan sampai pada tujuan. GSM dijadikan standar global untuk
komunikasi selular sekaligus sebagai teknologi selular yang paling banyak digunakan
orang di seluruh dunia.
2.
Sejarah GSM
Teknologi komunikasi selular sebenarnya sudah berkembang dan banyak digunakan pada awal tahun 1980-an, diantaranya sistem C-NET yang dikembangkan di Jerman dan Portugal oleh Siemens, sistem RC-2000 yang dikembangkan di Perancis, sistem NMT yang dikembangkan di Belanda dan Skandinavia oleh Ericsson, serta sistem TACS yang beroperasi di Inggris. Namun teknologinya yang masih analog membuat sistem yang digunakan bersifat regional sehingga sistem antara negara satu dengan yang lain tidak saling kompatibel dan menyebabkan mobilitas pengguna terbatas pada suatu area sistem teknologi tertentu saja (tidak bisa melakukan roaming antar negara).
Teknologi komunikasi selular sebenarnya sudah berkembang dan banyak digunakan pada awal tahun 1980-an, diantaranya sistem C-NET yang dikembangkan di Jerman dan Portugal oleh Siemens, sistem RC-2000 yang dikembangkan di Perancis, sistem NMT yang dikembangkan di Belanda dan Skandinavia oleh Ericsson, serta sistem TACS yang beroperasi di Inggris. Namun teknologinya yang masih analog membuat sistem yang digunakan bersifat regional sehingga sistem antara negara satu dengan yang lain tidak saling kompatibel dan menyebabkan mobilitas pengguna terbatas pada suatu area sistem teknologi tertentu saja (tidak bisa melakukan roaming antar negara).
Teknologi analog yang berkembang, semakin tidak sesuai
dengan perkembangan masyarakat Eropa yang semakin dinamis, maka untuk mengatasi
keterbatasannya, negara-negara Eropa membentuk sebuah organisasi pada tahun
1982 yang bertujuan untuk menentukan standar-standar komunikasi selular yang
dapat digunakan di semua negara Eropa. Organisasi ini dinamakan Group Special
Mobile (GSM). Organisasi ini memelopori munculnya teknologi digital selular
yang kemudian dikenal dengan nama Global System for Mobile Communication atau
GSM.
GSM muncul pada pertengahan 1991 dan akhirnya dijadikan
standar telekomunikasi selular untuk seluruh Eropa oleh ETSI (European
Telecomunication Standard Institute). Pengoperasian GSM secara komersil baru
dapat dimulai pada awal kuartal terakhir 1992 karena GSM merupakan teknologi
yang kompleks dan butuh pengkajian yang mendalam untuk bisa dijadikan standar.
Pada September 1992, standar type approval untuk handphone disepakati dengan
mempertimbangkan dan memasukkan puluhan item pengujian dalam memproduksi GSM.
Pada awal pengoperasiannya, GSM telah mengantisipasi
perkembangan jumlah penggunanya yang sangat pesat dan arah pelayanan per area
yang tinggi, sehingga arah perkembangan teknologi GSM adalah DCS (Digital
Cellular System) pada alokasi frekuensi 1800 Mhz. Dengan frekuensi tersebut,
akan dicapai kapasitas pelanggan yang semakin besar per satuan sel. Selain itu,
dengan luas sel yang semakin kecil akan dapat menurunkan kekuatan daya pancar
handphone, sehingga bahaya radiasi yang timbul terhadap organ kepala akan dapat
di kurangi. Pemakaian GSM kemudian meluas ke Asia dan Amerika, termasuk
Indonesia. Indonesia awalnya menggunakan sistem telepon selular analog yang
bernama AMPS (Advances Mobile Phone System) dan NMT (Nordic Mobile Telephone).
Namun dengan hadir dan dijadikannnya standar sistem komunikasi selular membuat
sistem analog perlahan menghilang, tidak hanya di Indonesia, tapi juga di
Eropa. Pengguna GSM pun semakin lama semakin bertambah. Pada akhir tahun 2005,
pelanggan GSM di dunia telah mencapai 1,5 miliar pelanggan. Akhirnya GSM tumbuh
dan berkembang sebagai sistem telekomunikasi seluler yang paling banyak
digunakan di seluruh dunia.
3. Keuntungan GSM
Dari sudut pandang konsumen, keuntungan dari layanan GSM
yuaitu rendah-biaya. Sebagai contoh, pesan teks pada awalnya dikembangkan untuk
GSM. Keuntungan bagi operator telah menjadi biaya rendah infrastruktur yang
disebabkan oleh persaingan terbuka. Kerugian utama adalah bahwa sistem ini
didasarkan pada jaringan GSM TDMA, yang dianggap kurang maju daripada pesaing
CDMA. Kinerjanya sangat mirip, namun sistem GSM telah mempertahankan
kompatibilitas dengan ponsel GSM yang asli. Pada saat yang sama, GSM terus
tumbuh dengan pengenalan sistem GPRS. Selain itu, transmisi data dengan
kecepatan tinggi telah ditambahkan pada skema modulasi baru EDGE. Versi 1999
pola memperkenalkan tingkat jaringan ini yang lebih tinggi untuk transmisi
data, dan sering disebut sebagai 3G
4. Sepesifikasi teknis
Di Eropa, pada awalnya GSM didesain untuk beroperasi pada
frekuensi 900 Mhz. Pada frekuensi ini, frekuensi uplinks-nya digunakan
frekuensi 890–915 MHz , sedangkan frekuensi downlinksnya menggunakan frekuensi
935–960 MHz. Bandwith yang digunakan adalah 25 Mhz (915–890 = 960–935 = 25
Mhz), dan lebar kanal sebesar 200 Khz. Dari keduanya, maka didapatkan 125
kanal, dimana 124 kanal digunakan untuk suara dan satu kanal untuk sinyal. Pada
perkembangannya, jumlah kanal 124 semakin tidak mencukupi dalam pemenuhan kebutuhan
yang disebabkan pesatnya pertambahan jumlah pengguna. Untuk memenuhi kebutuhan
kanal yang lebih banyak, maka regulator GSM di Eropa mencoba menggunakan
tambahan frekuensi untuk GSM pada band frekuensi di range 1800 Mhz dengan
frekuensi 1710-1785 Mhz sebagai frekuensi uplinks dan frekuensi 1805-1880 Mhz
sebagai frekuensi downlinks. GSM dengan frekuensinya yang baru ini kemudian
dikenal dengan sebutan GSM 1800, yang menyediakan bandwidth sebesar 75 Mhz
(1880-1805 = 1785–1710 = 75 Mhz). Dengan lebar kanal yang tetap sama yaitu 200
Khz sama, pada saat GSM pada frekuensi 900 Mhz, maka pada GSM 1800 ini akan
tersedia sebanyak 375 kanal. Di Eropa, standar-standar GSM kemudian juga
digunakan untuk komunikasi railway, yang kemudian dikenal dengan nama GSM-R.
5. Arsitektur jaringan
Secara
umum, network element dalam arsitektur jaringan GSM dapat dibagi menjadi:
Mobile
Station (MS)
Base
Station Sub-system (BSS)
Network
Sub-system (NSS),
Operation
and Support System (OSS)
Secara
bersama-sama, keseluruhan network element di atas akan membentuk sebuah PLMN
(Public Land Mobile Network).
Mobile
Station (MS) merupakan perangkat yang digunakan oleh pelanggan untuk melakukan
pembicaraan. Terdiri atas:
Mobile
Equipment (ME) atau handset, merupakan perangkat GSM yang berada di sisi
pengguna atau pelanggan yang berfungsi sebagai terminal transceiver (pengirim
dan penerima sinyal) untuk berkomunikasi dengan perangkat GSM lainnya.
Subscriber
Identity Module (SIM) atau SIM Card, merupakan kartu yang berisi seluruh
informasi pelanggan dan beberapa informasi pelayanan. ME tidak akan dapat
digunakan tanpa SIM didalamnya, kecuali untuk panggilan darurat. Data yang
disimpan dalam SIM secara umum, adalah:
IMMSI
(International Mobile Subscriber Identity), merupakan penomoran pelanggan.
MSISDN
(Mobile Subscriber ISDN), nomor yang merupakan nomor panggil pelanggan.
Base
Station System (BSS), terdiri atas:
BTS
Base Transceiver Station, perangkat GSM yang berhubungan langsung dengan MS dan
berfungsi sebagai pengirim sinyal.
BSC
Base Station Controller, perangkat yang mengontrol kerja BTS-BTS yang berada di
bawahnya dan sebagai penghubung BTS dan MSC
Network
Sub System (NSS), terdiri atas:
Mobile
Switching Center atau MSC, merupakan sebuah network element central dalam
sebuah jaringan GSM. MSC sebagai inti dari jaringan seluler, dimana MSC
berperan untuk interkoneksi hubungan pembicaraan, baik antar selular maupun
dengan jaringan kabel PSTN, ataupun dengan jaringan data.
Home
Location Register atau HLR, yang berfungsi sebagai sebuah database untuk
menyimpan semua data dan informasi mengenai pelanggan agar tersimpan secara
permanen.
Visitor
Location Register atau VLR, yang berfungsi untuk menyimpan data dan informasi
pelanggan.
Authentication
Center atau AuC, yang diperlukan untuk menyimpan semua data yang dibutuhkan
untuk memeriksa keabsahaan pelanggan. Sehingga pembicaraan pelanggan yang tidak
sah dapat dihindarkan.
Equipment
Identity Registration atau EIR, yang memuat data-data pelanggan.
Operation
and Support System (OSS), merupakan sub sistem jaringan GSM yang berfungsi
sebagai pusat pengendalian, diantaranya fault management, configuration
management, performance management, dan inventory management.
Frekuensi
pada 3 Operator Terbesar di Indonesia
Indosat:
890 – 900 Mhz (10 Mhz)
Telkomsel:
900 – 907,5 Mhz (7,5 Mhz)
Excelcomindo:
907,5 – 915 Mhz (7,5 Mhz)
1. Pengertian CDMA
Code division multiple access
(CDMA) adalah sebuah bentuk pemultipleksan (bukan sebuah skema pemodulasian)
dan sebuah metode akses secara bersama yang membagi kanal tidak berdasarkan
waktu (seperti pada TDMA) atau frekuensi (seperti pada FDMA), namun dengan cara
mengkodekan data dengan sebuah kode khusus yang diasosiasikan dengan tiap kanal
yang ada dan menggunakan sifat-sifat interferensi konstruktif dari kode-kode
khusus itu untuk melakukan pemultipleksan.
Dalam perkembangan teknologi
telekomunikasi telepon selular terutama yang berkaitan dengan generasi ke-tiga
(3G), CDMA menjadi teknologi pilihan masa depan.
CDMA juga mengacu pada sistem
telepon seluler digital yang menggunakan skema akses secara bersama ini,seperti
yang diprakarsai oleh Qualcomm.
CDMA adalah sebuah teknologi
militer yang digunakan pertama kali pada Perang Dunia II oleh sekutu Inggris
untuk menggagalkan usaha Jerman mengganggu transmisi mereka. Sekutu memutuskan
untuk mentransmisikan tidak hanya pada satu frekuensi, namun pada beberapa
frekuensi, menyulitkan Jerman untuk menangkap sinyal yang lengkap.
Sejak itu CDMA digunakan dalam
banyak sistem komunikasi, termasuk pada Global Positioning System (GPS) dan
pada sistem satelit OmniTRACS untuk logistik transportasi. Sistem terakhir
didesain dan dibangun oleh Qualcomm, dan menjadi cikal bakal yang membantu
insinyur-insinyur Qualcomm untuk menemukan Soft Handoff dan kendali tenaga
cepat, teknologi yang diperlukan untuk menjadikan CDMA praktis dan efisien
untuk komunikasi seluler terrestrial.
2. Keuntungan CDMA
Teknologi
CDMA sendiri memiliki berbagai keuntungan jika diaplikasikan dalam sistem
seluler. Keuntungan-keuntungan tersebut antara lain:
Hanya
membutuhkan satu frekuensi yang dibutuhkan untuk beberapa sektor/cell
Tidak
membutuhkan equalizer untuk mengatasi gangguan spektrum sinyal
Dapat
bergabung dengan metode akses lainnya, tidak membutuhkan penghitung waktu
(guard time) untuk melihat rentang waktu dan penjaga pita (guard band) untuk
menjaga intervensi antarkanal
Tidak
membutuhkan alokasi dan pengelolaan frekuensi
Memiliki
kapasitas yang halus untuk membatasi para pengguna akses
Memiliki
proteksi dari proses penyadapan
3. Sistem CDMA
Standar IS_95 menggunakan dua jenis operasi yaitu bias
maju dan bias mundur. Standar IS_95 menempatkan sinyal spectrum, laju data pada
akhir spreading adalah 1,2288Mcps dan ini membutuhkan bandwidth lebih kurang
1,25 MHz dalam masing-masing arah. Kinerja sistem CDMA dibatasi oleh interferensi, artinya kapasitas dan
kualitas dibatasi oleh daya interferensi yang terjadi pada band RF yang
dipakai.
Satu konsep yang paling penting dari sistem telepon
selular adalah konsep “multiple access”, dimana sistem tersebut dapat mendukung
user dengan jumlah banyak dan simultan. Dengan kata lain, user dengan jumlah
yang besar saling berbagi ruang pada kanal radio dan sembarang user dapat
memperoleh akses ke sembarang kanal (tiap user tidak selalu mendapat kanal yang
sama). Kanal yang dimaksud adalah berupa bagian dari resource radio yang
terbatas yang sementara dialokasikan untuk tujuan tertentu. Metoda multiple
access menjelaskan bagaimana spektrum radio dibagi ke dalam kanal-kanal dan
bagaimana kanal-kanal tersebut dialokasikan ke banyak user.
CDMA menggunakan kode digital yang unik untuk membedakan
pelanggan. Kode tersebut di-share untuk mobile station dan base station, dan
dinamakan "pseudo-Random Code Sequences." Semua user berbagi spektrum
radio dengan range yang sama. Satu aspek yang unik dari CDMA adalah ketika
terdapat batas yang pasti atas jumlah panggilan telepon yang dapat ditangani
oleh suatu carrier, nilai ini bukanlah suatu jumlah yang tetap. Kapasitas
sistem bergantung pada sejumlah faktor yang berbeda.
Dengan sistem multiple access yang bagus, tidak akan
terjadi antrean panjang dan macet. Secara umum, bisa saja sistem multiple
access diterapkan dalam berbagai bidang kehidupan, seperti sistem pembayaran di
loket PLN, teller bank, dan sebagainya. Tapi pada kenyataannya, penerapan pada
bidang telekomunikasilah yang banyak memunculkan multiple access baru.
Pada sistem CDMA terdapat mekanisme handoff dimana
terminal membangun ubungan stasiun utama
baru sebelum memutuskan hubungan dengan stasiun utama. Saat panggilan terjadi
dalam kondisi soft handoff terminal menstranmisikan sinyal suara tekodekan
kedua stasiun utama secara serentak, kedua stasiun utama engirimkan sinyal demodulasinya kedalam
saklar yang mengukur kualitas dua sinyal tersebut dan mengirim salah satu dari
dua sinyal tersebut (yang tebaik) ke decoder suara. Proses sebaliknya terjadi
dalam arah maju, saklar mengirim sinyal suara terkodekan kedua stasiun utama
dan proses demodulasi sinyal terjadi pada stasiun utama.
4. Arsitekture CDMA
1.
Mobile Station (MS)
Mempunyai
fungsi utama untuk membentuk, memelihara hubungan (voice dan data) dengan
jaringan. MS membentuk hubungan dengan meminta kanal radio dari AN. Setelah
hubungan terbentuk MS bertanggung jawab untuk menjaga kanal radio tersebut
dan elakukan buffer paket jika kanal
radio sedang tidak tersedia. MS biasanya mendukung enkripsi dan protokol
seperti Mobile IP dan Simple IP.
2.
BTS ( Base Transceiver Station )
Berfungsi
sebagai antar muka yang menghubungkan antara MSC dengan pelanggan dan
bertanggung jawab untuk mengalokasikan daya yang digunakan oleh pelanggan. BTS
terdiri dari perangkat radio yang digunakan untuk mengirim dan menerima sinyal
CDM. Mengontrol aspek-aspek dalam system yang berhubungan performasi jaringan.
BTS mengontrol forward power ( dialokasikan untuk traffic overhead dan soft
handoff ) dan penggunaan kode Walsh.
3.
BSC ( Base Station Controller )
Bertanggung
jawab mengontrol semua BTS yang ada di daerah cakupannya, mengatur rute paket
data dari BTS ke PDSN (Packet Data Service Node) atau sebaliknya.
4.
Radio Network (RN)
Terdiri
dari dua komponen yaitu Packet Control Function (PCF) dan Radio Resources
Control (RRC). Fungsi utama PCF adalah untuk membentuk, memelihara dan
membubarkan hubungan dengan PDSN.
PCF
berkomunikasi dengan RRC untuk meminta dan mengatur kanal radio untuk
menyampaikan paket dari dan ke MS. PCF juga bertanggung jawab mengumpulkan
informasi akunting dan meneruskannya ke PDSN.
RRC
mendukung otentikasi dan otorisasi MS untuk mendapatkan akses radio. RRC juga
mendukung enkripsi air interface bagi MSMSC ( Mobile Switching Center) sering
juga disebut interface antara BSC-BSC dengan PSTN dan jaringan data (ISDN )
melalui ateway MSC ( G-MSC ).
5.
Packet Data Serving Node (PDSN)
PDSN
melakukan bermacam-macam fungsi. Fungsi utamanya melakukan routing paket jaringan
ke IP atau HA. PDSN memberikan alamat IP dinamik dan menjaga sesi
Point-To-Point Protocol (PPP)
ke MS. PDSN memulai otentikasi, otorisasi dan akunting ke AAA untuk sesi paket
data. Sebagai balasannya PDSN menerima parameter-parameter profil pelanggan
yang berisi jenis-jenis layanan dan keamanan.
5.1
Home Agent (HA)
HA
berperan dalam implementasi protokol Mobile IP dengan meneruskan paketpaket ke
PDSN dan
sebaliknya.
HA menyediakan keamanan dengan melakukan otentikasi MS melalui pendaftaran
Mobile
IP. HA juga menjaga hubungan dengan AAA untuk menerima informasi tentang
pelanggan.
5.2
Authentication, Authorization and Accounting (AAA)
AAA
mempunyai peran yang berbeda-beda tergantung pada tipe jaringan dimana dia
terhubung. Jika AAA server terhubung ke service provider network, fungsi
utamanya adalah melewatkan permintaan otentikasi dari PDSN ke Home IP network,
dan engotorisasi respon dari home IP
network ke PDSN. AAA juga menyimpan informasi akunting dari MS dan menyediakan
profil pelanggan dan informasi QoS bagi PDSN. Jika AAA server terhubung ke home
IP network, dia melakukan otentikasi dan otorisasi bagi MS berdasarkan
permintaan dari AAA lokal. Jika AAA terhubung ke broker network, dia meneruskan
permintaan dan respon antara service provider network dan home IP network yang
tidak mempunyai hubungan bilateral.
6.
MSC ( Mobile Switching Center )
Sering
juga disebut interface antara BSC BSC dengan public voice ( PSTN ) dan jaringan
data ( ISDN ) melalui gateway MSC ( G-MSC ).
7.
HLR (Home Local Register)
Berfungsi
untuk meyimpan seluruh data pelanggan misalnya IMSI, data lokasi user, hared Secret Data (SSD) semua user, dan
informasi lain yang spesifik bagi tiap user Pusat autentifikasi (AuC) Pusat
penyimpanan untuk Electronic Serial Number (ESN) tiap user teregistrasi.
8.
Router
Berfungsi
untuk merutekan paket data ke dan dari berbagai macam elemen jaringan DMA2000. Router bertanggung jawab untuk
mengirim dan menerima paket jaringan internal atau sebaliknya. Untuk menjamin
keamanan ketika berhubungan dengan aplikasi data kejaringan luar, maka
diperlukan fire wall.
5. Implementasi
Asignals.
Misalkan
sekarang kita memiliki satu set vektor yang saling ortogonal satu sama lain.
Biasanya vektor ini khusus dibuat untuk kemudahan decoding - mereka adalah
kolom atau baris dari matriks Walsh yang dibangun dari fungsi Walsh - tapi tegas
secara matematis batasan hanya pada vektor ini adalah bahwa mereka ortogonal.
Contoh fungsi ortogonal ditampilkan dalam gambar di sebelah kanan. Sekarang,
bergaul dengan satu pengirim vektor dari himpunan ini, katakanlah v, yang
disebut kode chip. Associate angka nol dengan vektor-v, dan satu digit dengan
vektor v. Sebagai contoh, jika v = (1, -1), maka vektor biner (1, 0, 1, 1) akan
sesuai dengan (1 , -1, -1,1,1, -1,1, -1). Untuk keperluan artikel ini, kita
sebut dibangun ini vektor vektor yang ditransmisikan.
Setiap
pengirim memiliki berbeda, vektor unik dipilih dari yang ditetapkan, tapi
pembangunan vektor yang ditransmisikan identik.
FITUR
CDMA
Sinyal
pesan pita sempit ( narrowband ) akan digandakan dengan penyebaran sinyal pita
lebar ( wideband ) atau pseudonoise code
Setiap
pengguna mempunyai kode pseudonoise (PN) sendiri-sendiri.
Soft
capacity limit: performansi sistem akan berubah untuk semua pengguna begitu
jumlah pengguna meningkat.
Near-far
problem (masalah dekat-jauh)
Interferensi
terbatas: kontrol daya sangat diperlukan
Lebar
bandwidth menimbulkan keaneka ragaman,sehingga meggunakan rake receiver
Akan
membutuhkan semua komputer yang pernah dibuat di bumi untuk memecahkan kode
dari satu setengah percakapan dalam sistem CDMA!
Sumber :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar